Surabaya- Di tengah hiruk – pikuk kota Surabaya yang penuh dengan hingar bingar, terdapat hotel yang menampilkan suasana Surabaya tempo dulu. Hotel yang dimaksud yakni Varna Culture Hotel Surabaya. Varna Culture Hotel Surabaya juga menyajikan modifikasi makanan yang lezat untuk dinikmati bagi semua kalangan khususnya ekspatriat.

Memasuki hotel Varna Culture memiliki warna Soerabaia tempo doloe dengan musik-musik lama yang bernuansakan Indonesia tahun 1920 sampai dengan 1960an. Tidak itu saja, mulai dari warung teh dan kopi juga ruang makan didesain ala Surabaya tempo dulu yang kental dengan semangat kekeluargaan. Mulai dari staff hotel yang mengenakan pakaian Jawa Timuran dan pakaian Sinyo Belanda tempo doeloe sudah terpancar secara nyata.

Ady Wijanarko, salah satu receptionist Hotel Varna Culture, mengatakan hotel ini adalah hotel jaman dulu yang tetap dijaga penampilannya dengan baik oleh Pemkot. “Hotel adalah bangunan cagar budaya yang kami tetap jaga kelestarian dan keasriaannya sehingga dapat memberikan arti yang positif bagi semua yang datang,”ujar Ady.

Di sisi lain, Hotel Varna Culture juga memiliki beragam dekorasi lama seperti thermometer kuno, radio Lama yang terpampang dengan apik untuk tetap memberikan Surabaya masih punya kenangan Indah tempo dulu. Hal ini juga di kamar-kamar kami melalui foto-foto” tambahnya.

Selain bentuk bangunan yang tetap dilestarikan, hotel Varna Culture juga berinovasi dalam menciptakan makanan. Chalamsyah, Food and Beverage Varna Culture Hotel, menyatakan ada beberapa macam makanan yang ditawarkan. “kami memiliki inovasi kuliner diantaranya Mallaby Steak, Nasi Goreng Tobat, Bambu Runcing nasi goreng yang kami presentasikan hari ini,”ungkap Chalamsyah.

Nasi goreng bambu runcing

Nasi goreng bambu runcing

Ada juga makanan yang bernama Mallaby Steak, Chalamsyah menamakan makanan itu  karena ingin menunjukan nama sosok ketenaran dari jendral besar Mallaby melalui kuliner. “Steak Mallaby itu sendiri berasal dari nama Jenderal tersohor dari Inggris yang  meninggal di Jembatan Merah Surabaya. Tujuan kami menyediakan nama itu agar sambil makan juga sambil mengenal sejarah,”tutur Chalamsyah.

Sejarah tentang Jendral Mallaby adalah Jenderal Inggris yang gugur di medan pertempuran Surabaya dalam rangka melucuti senjata dari tentara jepang. Namun, yang terjadi Jenderal Inggris ini meninggal karena di bom oleh arek-arek Suroboyo sehingga menyebabkan pecah perang 10 Nopember 1945 yang bertujuan memaksa masyarakat Surabaya untuk menyerah kepada tentara Inggris dan sekutunya.

steak-mallaby

steak mallaby

Chalamsyah menambahkan, membuat Mallaby Steak membutuhkan waktu yang sangat singkat. “masakan ini yang terdiri dari tenderloin yang di grilled dengan sederhana, cheddar Chesse, mushroom, serta bawang putih sebagai menu utama, ditambahkan juga kentang yang bisa dilaburi dengan saus pedas atau penuh dengan rempah-rempah yng memberikan  rasa Eropa yang mantap” tukas Chalamsyah yang menyatakan makanan ini cocok bagi ekspatriat.

Sajian lainnya adalah nasi goreng Tobat dan nasi goreng bambu runcing. Chalamsyah berkata, ini memiliki impresi yang berbeda dengan apa yang terjadi pada sosialita masayarakat kita. “untuk nasi goreng tobat sendiri memiliki asal muasal untuk rasa nilai-nilai pertobatan dalam masyarakat yang hidup dalam alam hedonistik sedangkan nasi goreng bamboo Runcing untuk mengenang  semangat kepahlawanan arek-arek Suroboyo dalam membela kota Surabaya,”imbuhnya.

Nasi Goreng Tobat

Nasi Goreng Tobat

“Kedua masakan ini menggunakan rempah-rempah asli Indonesia yang ditambah dengan sayuran, telur dan berbagai macam bumbu yang ada sehingga memberikan kesegaran untuk yang menikmatinya,”timpalnya.

 

(Pet)