Pendeta Gomar Gultom selaku Sekretaris Umum PGI bersama beberapa tokoh agama berharap aksi terorisme segera selesai

Pendeta Gomar Gultom selaku Sekretaris Umum PGI bersama beberapa tokoh agama berharap aksi terorisme segera selesai

Surabaya – Aksi bom bunuh diri menyebabkan berbagai kerugian baik itu secara materi dan mental bagi warga Surabaya yang menyebabkan tiga warga gereja yakni Gereja Katolik  Santa Maria Tak Bercela Surabaya, Gereja Kristen Indonesia, Diponegoro, Surabaya dan Gereja Pantekosta Pusat , Arjuno, Surabaya kehilangan sanak saudara dan berbagai kerugian lainnya. Akibat aksi tersebut maka gereja – gereja yang tergabung dalam Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) beserta elemen elemen agama lainnya mengecam aksi bom bunuh diri yang terjadi pada hari Minggu (13/05/2018) dan berharap aksi terorisme segera terselesaikan.

Pendeta Gomar Gultom selaku Sekretaris Umum PGI menyatakan kegiatan terorisme adalah kegiatan yang tidak berpri kemanusiaan. ‘Kegiatan terorisme adalah tidak sesuai dengan nilai nilai kemanusiaan dan semua agama tidak mentolerir aksi – aksi yang dilakukan sepihak dengan orang – orang yang tidak bertanggung jawab” kata Gomar di sela sela Konferensi Pers di GPPS Arjuno pada hari Senin(14/05/2018).

Lebih lanjut, Gomar mengatakan aksi dari terorisme ini harus di tangkal. Jemaat Tuhan harus tetap hadir dalam ibadah setiap hari minggu, dalam hal ini institusi Polri wajib melindungi dan mengayomi semua umat gereja atau siapapun dalam menjalankan kehidupan beragama di bumi pertiwi ini. Yang terakhir, Gomar menyatakan, Revisi Undang Undang Terorisme harus segera diberlakukan dalam mengakhiri segala tindakan yang tidak berprikemanusiaan di bumi pertiwi ini.

Sehari sebelumnya, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Cabang Surabaya bersama dengan ratusan elemen Kristen mengadakan aksi Suroboyo Wani di Taman Apsari Surabaya depan gedung kantor Gubernur Grahadi Surabaya pada hari Minggu, (13/05/2018) pukul 19.00 WIB. Dalam orasinya pada acara itu, Pdt Sudidharma, ketua Badan Musyawarah antar Gereja (BAMAG) Jawa Timur, sangat menyayangkan kejadian tiga bom bunuh diri. “Kami sangat menyayangkan dan turut berduka cita dari kegiatan aksi terorisme yang terjadi di Surabaya dan kami mengharapkan Negara hadir yakni dalam institusi Polri untuk menjaga dan mengayomi masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan ibadah”, ungkap Sudidharma.

Sudidharma mengharapkan, umat Tuhan untuk tetap tenang dan menjaga situasi yang ada dengan baik. “Kami mengharapakan umat Tuhan untuk tetap tenang dalam menghadapi masalah pengeboman ini serta tetap berjalan dengan normal dalam menjalankan kehidupan beribadah”, tambah Sudidharma.

Di sisi lain, mewakili umat Katolik, Pastor Ignatius Suparno, CM. menjelaskan, aksi hari minggu kemarin (13/5/2018) adalah persoalan serius kemanusiaan dalam mengartikan dan menghayati baik dalam kehidupan masyarakat Indonesia. “Aksi Suroboyo Wani Ini adalah masalah kita bersama sebagai bangsa Indonesia dalam saling mendukung, menghayati dan solidaritas bersama umat dalam hidup bersaudara di tengah tengah masyarakat yang majemuk,“ ungkap ketua Yayasan Kasih Bangsa Surabaya itu.

Ghorby Sugianto, ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Cabang Surabaya, menegaskan aksi terorisme harus diberantas oleh aparat keamanan serta ia sangat mengapresiasi kinerja Polri dalam melakukan penangkapan penangkapan para pelaku teroris. “Kami dari GMKI Surabaya tidak menyetujui aksi pengeboman yang terjadi di tiga gereja di Surabaya. Kami mengapresiasi kinerja Polri dalam menangkap setiap pelaku aksi pengeboman di tempat lain dengan cepat”.

Sementara itu, Timotius Sugianto, salah satu warga Surabaya, mengharapkan kegiatan aksi Suroboyo Wani ini dapat memberikan ketenangan bagi kehidupan umat antar beragama di Surabaya dan segera permasalahan terorisme dapat di selesaikan dengan baik. “Saya berharap kegiatan malam ini dapat memberikan usulan atau saran kepada pemerintah untuk menjamin kehidupan antar umat beragama dan menjamin kehidupan bersama dengan umat beragama lainnya sebagai keluarga besar Indonesia Raya”, kata penasihat Yayasan Abdi Indonesia Cerah itu.

(Maklon Lede Mude/pet)