Kurindu Indonesia Sejak Merantau di Belanda

Robert Alfons Franchot Vermeeren (pria yang memakai tas selempang) dengan temannya dari komunitas Indo Belanda Yan Ferdinandus pada hari Selasa 8/6/2021 di Surabaya
Surabaya – Ada banyak kenangan yang begitu mempesona mengenai Indonesia khususnya warga Surabaya keturunan Belanda. Salah satu diantaranya Robert Alfons Franchot Vermeeren, pria yang pernah menjalani hidup di Surabaya pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Pria yang disapa dengan panggilan Rob ini memiliki kisah bapaknya dianggap mata-mata oleh penjajah padahal bapaknya hanya sebagai penjual radio.
Dalam kisahnya kepada Kabaremansipasi News pada hari Selasa (8/6/2021) di salah satu restoran kawasan Surabaya selatan, pria yang berusia 81 tahun itu mengatakan bahwa memiliki kenangan panjang di Surabaya. Hal itu dikarenakan Rob sudah lama di Surabaya sejak lahir. “Pertama kali di Surabaya saya tinggal di jalan Mojopahit nomer 14. Tak lama kemudian, saya tinggal jalan Kayoon, di Embong Malang di Panti asuhan YWI dan tahun 1955 pindah ke Belanda,” kata Rob.
Pria yang lahir pada 15 oktober tahun 1940 di Surabaya tersebut dibesarkan oleh Louise Vermeeren Baay dan Theodoor Vermeren. Mereka berdua adalah orang Indo Belanda. Lebih lanjut, Ia memiliki 3 bersaudara dan semuanya wanita. Rob adalah anak yang pertama, kedua Maureen Sylvia Vermeeren, ketiga yaitu Verginia Vermeeren Baay, dan keempat adalah Shirley Vermeeren Baay.
Bapaknya adalah seorang wiraswastawan di bidang penjualan radio. Dan pada masa penjajahan Jepang, ayahnya dicurigai dan dibunuh karena ditengarai mata-mata Amerika yang saat itu menjadi sekutu Belanda. “Namun, pada masa penjajahan Belanda malah terbalik, ayah saya dicurigai dan dibunuh lantaran dicurigai menjadi mata-mata Jepang,” ungkap Rob. Tidak lama kemudian Rob pergi ke Belanda.
“Saya diminta oleh opa untuk kembali ke Belanda, dan belajar di Belanda. Saya tinggal dengan om dan tante saya di Denhaag, Belanda untuk belajar dan menyelesaikan sekolah dan Ibu saya baru mengikuti saya pada tahun 1958,”kata pria yang memiliki hobi sepakbola sejak kecil tersebut.
Setelah menempuh pendidikan perhotelan di Belanda, dia melanjutkan diri sebagai prajurit angkatan darat bagi negara Belanda. Hingga satu saat muncul panggilan jiwa di dalam hatinya untuk tinggal di Indonesia. “Setelah bekerja selama 40 tahun di Belanda, panggilan jiwa ini semakin menguat terus menerus untuk tinggal di Indonesia,” imbuh Pria yang suka menyanyi.
“Saya ditarik kembali ke Indonesia. Sudah Rob.. sudah cukup kamu berkarier dan kerja di Belanda, kira-kira begitu yang saya dengar dari dalam hati. Saya rindu untuk kembali ke Indonesia dan ingin menikmati hidup di Indonesia,”tambah pria yang sangat menyukai bulu tangkis. Di Indonesia, Rob tinggal di Bali.
Pria berdarah Indo Belanda ini berpesan bahwa generasi muda untuk Indonesia adalah generasi muda Indonesia maju. “Generasi Indonesia untuk lebih maju dari masa-ke masa. Dan tetap sehat selalu karena dengan sehat kita bisa enjoy hidup selamanya,” terangnya di akhir perbincangan.
(Pet)
Rindu berat dengan tanah kelahiran,,sulit untuk bisa dilupakan masa kecil seseorang yang penuh dengan memori yang indah…baik budaya,,pergaulan,
juga aneka kuliner tentunya..