Barang-barang hasil daur ulang yang dijual di bazaar Tulip, Erasmus Huis Kedutaan Besar Belanda pada Sabtu (29/10/2016)

Barang-barang hasil daur ulang yang dijual di bazaar Tulip, Erasmus Huis Kedutaan Besar Belanda pada Sabtu (29/10/2016)

Jakarta – Hari Sabtu (29/10/2016) di lapangan Erasmus Huis Kedutaan Besar Belanda tampak ramai dari biasanya. Hal itu dikarenakan ada acara bazaar tulip 2016. Berbagai macam souvenir khas Belanda, tas, dompet, pakaian batik, makanan dan minuman ada di bazaar ini. Uniknya, ada salah satu stan yang menjual tas, dompet, kotak pensil, keranjang yang terbuat dari bahan-bahan daur ulang. Bahan-bahan daur ulang berupa bungkus deterjen, pakaian bekas, dan lain-lain dibuat sedemikian rupa menjadi tas, dompet, kotak pensil, keranjang oleh XS Project.

Menurut Trisnur Ade selaku penjaga stan XSProject, pembuatan bahan ini dimulai sejak 12 tahun lalu. “Pada saat itu, Founder XSProject kami dari Amerika Serikat berkunjung di hotel Crystal saat 12 tahun yang lalu. Dia melihat beberapa pemulung itu mengumpulkan barang-barang bekas seperti besi bekas, botol-botol untuk biaya hidup sehari-harinya di luar hotel tersebut” ujar Trisnur Ade saat diwawancarai oleh kabaremansipasi.com di bazaar tulip Kedutaan Besar Belanda, Jakarta (29/10).

Suasana Bazaar Tulip di Erasmus Huis Kedutaan Besar Belanda pada hari Sabtu (29/10/2016)

Suasana Bazaar Tulip di Erasmus Huis Kedutaan Besar Belanda pada hari Sabtu (29/10/2016)

Kemudian, lanjut Trisnur Ade, ketika ditanya oleh founder kami mengenai tidak mengumpulkan barang-barang bekas lain seperti bungkus deterjen, bungkus sabun. “Para pemulung menjawab, karena susah dijual. Lalu, founder kami membeli barang-barang bekas dari bungkus deterjen dari mereka untuk dibuat barang-barang dari bahan daur ulang” terangnya.

Oleh karena itulah, didirikanlah XSProject yang memproduksi barang-barang dari bahan daur ulang seperti bungkus deterjen, plastik, kain bekas, billboard. XSProject saat ini berlokasi di Cilandak Jakarta. Bahan-bahan daur ulang dibuat oleh XSProject selama 1 minggu, 2 minggu tergantung dari kerumitan pembuatan bahannya. Proses membuatnya dengan menjahit pakai tangan. Bahan-bahan daur ulang yang didapatkan dari pemulung sudah dalam kondisi bersih tetapi kita tetap membersihkan lagi guna mensterilkan barang demi kesehatan pemakai barang. Barang-barang produksi XSProject dijual dalam stan-stan bazaar dan media social melalui Facebook dan twitter.

“Kami menjual barang-barang ini pada bazaar yang diadakan oleh warga asing di Jakarta dan beberapa kedutaan besar yang di Jakarta diantaranya Kedutaan Besar Amerika Serikat, Meksiko” ungkapnya. Pembeli barang-barang daur ulang ini didominasi dari kalangan ekspatriat.

“Menurut saya selama bergabung di XSProject, kalangan ekspatriat sudah menyadari betul arti pentingnya barang-barang yang dibuat dari bahan daur ulang. Mereka sudah mengerti dan peduli dengan lingkungan bila dibandingkan dengan warga Indonesia” kata Tris. Pembeli dari luar negeri diantaranya dari Amerika Serikat, Singapura, Jepang, Italia, Australia, Inggris.

Hasil penjualannya, tambah Trisnur, digunakan untuk membiayai sekolah anak para pemulung yang ada di komunitas Cirendeu. Anak-anak dari pemulung yang ada di komunitas tersebut dibiayai sekolah dari SD hingga SMK.

Lanjutnya, model barang-barang daur ulang bagi kalangan ekspatriat sangat bagus. Tak kalah dibandingkan dengan barang-barang yang menggunakan bahan-bahan asli.

Harapannya, orang Indonesia semakin peduli dengan lingkungan. “Kalau sampah-sampah ini dibiarkan bisa mengakibatkan banjir dan penyakit. Dari sebab itu, hendaknya kita semakin peduli dengan barang-barang daur ulang sebagai salah satu wujud mencintai lingkungan.

(Ric)