Suasana diskusi bedah buku Otot Kawat Balung Wesi pada hari Sabtu (5/11/2016)

Suasana diskusi bedah buku Otot Kawat Balung Wesi pada hari Sabtu (5/11/2016)

Surabaya- Peranan wanita dalam keluarga dan masyarakat sangat penting. Terlebih dengan semangat untuk melahirkan generasi yang berkualitas bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi, peran wanita acapkali dipandang sebelah mata sehingga terkadang mereka dianggap sebagai warga kelas 2 baik itu oleh kaum Pria dan masyarakat. Dalam kesempatan itu, wanita memperjuangkan hak-haknya melalui berbagai cara, salah satunya melalui tulisan. Beberapa wanita Jawa Timur yang tergabung dalam Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia Jawa Timur (IPEMI) melakukan Bedah buku Otot Kawat Balung Wesi yang merupakan karyanya. Bedah buku diadakan tanggal 5-6 November di BG Junction Surabaya.

Turut hadir pula sebagai pembedah buku Arif Affandi selaku mantan editor Koran Jawa Post dan ditemani Wina Bojonegoro sebagai salah satu penulis dari Buku Otot Kawat Balung Besi. Wina menjelaskan, untuk memulai tulisan itu mudah-mudah sulit apalagi kalau nulis buku. “bagi saya untuk menulis buku ini memang mudah-mudah sulit untuk dilakukan karena buku ini mengenai kisah para wanita yang mengurusi rumah tangga dan bisnis secara seimbang. Terkadang kami mengalami kendala akan hal itu,”kata Wina dalam acara tersebut pada hari Sabtu (5/11/2016).

Dalam buku ini juga menceritakan tentang para wanita yang tahan banting dalam segala hambatan dan tantangan kehidupan sehari-hari sehingga hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi para muslimah apalagi muslimah yang berbisnis jika ingin survive,”tambah Wina yang mengatakan ada 20 wanita yang memaparkan kisah hidup mereka dalam buku ini.

Wina berharap, buku ini dapat memberikan inspirasi bagi wanita-wanita muslim yang seanang berbisnis yang ada di Indonesia. “saya berharap buku ini dapat memberikan semangat dan inspirasi yang bagi wanita Indonesia secara keseluruhan,”ujar Wina yang adalah penggagas dan editor awal buku ini.

Selain Wina yang hadir sebagai pembicara, Arif Affandi yang juga pembicara dalam bedah buku ini juga memberikan berbagai tips bagaimana menulis dengan baik. “Tips yang harus dipegang oleh penulis yang baik adalah penulis itu harus mengalir dalam melakukan penulisan. Dan setiap orang sudah dibekali kemampuan untuk menulis, ini kembali kepada kemampuan orangnya,”ujar Arif.

“Selain itu juga, mampu membuat judul yang eyecatching( mudah dipahami) dan hanya 4 kata sehingga dapat menarik para pembaca untuk mengetahui tentang isi tulisan itu,”tuturnya

Disamping itu juga, menulis harus mudah diperjelas jika ada istilah tulis maka harus dapat dibuat sederhana sehingga para pembaca dapat memahami apa yang ditulis,”ujar mantan Wakil Walikota Surabaya itu

Aminah saat melayani pembeli makanan Semanggi Suroboyo di stan acara Bedah Buku Otot Kawat Balung Wesi

Aminah saat melayani pembeli makanan Semanggi Suroboyo di stan acara Bedah Buku Otot Kawat Balung Wesi

Di tempat yang sama, terdapat beragam pameran ibu-ibu yang tergabung dalam Ikatan pengusaha Muslimah Indonesia Jawa Timur(IPEMI). Salah satu yang menarik adalah Semanggi Surabaya. Makanan Pecel Semanggi Suroboyo saat ini sudah semakin lama dilupakan bahkan sudah hampir hilang dari peredaran di masyarakat kota Pahlawan

Bunda Aminah mengaku bahwa Pecel semanggi buatannya pakai daun ketela. “saya memulai usaha saya sejak tahun 2011 dan makanan pecel Semanggi yang asli ini adalah nasi yang terdiri pecel dan sayur semanggi pakai ketela,”ujar Aminah yang menjual Semanggi ini dengan nama Selendang semanggi.

Aminah memiliki motivasi yang tinggi untuk mengusahakan semanggi ini dipopulerkan di masyarakat Surabaya, bahkan ia memulainya dengan mengajak para tetangga untuk menanam semanggi yang kemudian dijual kepada masyarakat lainnya.”saya pada awalnya memulai usaha ini dengan motivasi saya ingin punya uang sendiri. Selanjutnya saya bersama beberapa rekan yang adalah tetangga saya menananam semanggi yang kemudian dapat dijual sebagai pemasukan sehari-hari dalam rumah tangga,”imbuh Aminah

Aminah berhasrat agar makanan Semanggi ini tidak akan punah bahkan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. “saya berharap agar makanan semanggi ini semakin popular dan lewat ini makanan semanggi semakin dikenal dan dapat menjadi ikon arek-arek Suroboyo,”tandasnya

Ajang milad Perdana Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia Jawa Timur  mulai 5-6 November ini terdiri dari donor darah, lomba promosi produk, lomba desain batik Khas suroboyoan, Bedah Buku womenpreneur, Fashionshow, dan lomba qosidah rebana alternatif.

(Pet)