Tarian Cakalele Silolona Siap Mendukung HUT Pattimura ke 200 di Surabaya
Surabaya- Masyarakat Maluku di berbagai daerah melestarikan keragaman seni dan budayanya yang indah dan menawan. Salah satunya, tarian Cakalele Silolona dari Maluku Tengah Bagian Barat. Tarian tersebut menggambarkan keindahan dan kekuatan dari para penari pria dan wanita. Kelompok tarian Cakalele Silolona yang beranggotakan 18 penari itu akan mempertunjukan kepiawaan mereka dalam acara hari Pattimura ke 200 pada hari Minggu (21/05/2017) nanti di Pantai Kenjeran Lama, Surabaya.
Menurut Agustinus Hengky Batmanlussy, kepala penari Cakalele Silolona, tarian Silolona memiliki sejarah dari kepulauan Tanimbar. “awal mula nama Silolona atau arti dari Silolona adalah orang-orang pertama yang ada di Tanimbar. Mereka adalah Atus dan istrinya bernama Silolona. Istri daripada Atus itu sendiri mengubah dirinya menjadi batu dan batu itu sekarang berada di pantai Timur atau sebuah pulau pantai di pantai Timur Sifnana,”kata Agus ketika diwawancarai oleh kabaremansipasi.com pada hari Minggu (2/04/2017) saat latihan tarian Cakalele Silolona di lapangan basket Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Lebih lanjut, Agus menambahkan, nama Silolona ini sekarang dijadikan sebagai sebuah kapal perang. “masyarakat Tanimbar menamakan Silolona sebagai sebuah kapal perang. Dan mereka harus mendayaung kapal itu. Tidak itu saja, lagu Silolona yang dipakai dalam menggiring para penari Cakalele mempunyai makna agar ada semangat persatuan dan bergandeng tangan, bergembira dengan masyarakat Tanimbar untuk menjaga dan melestarikan bahasa daerah serta budaya Tanimbar yang kita cintai,”imbuh Agus.
Senada dengan Agustinus, Jimi Takdare sebagai koordinator penari cakalele untuk anak-anak, mengatakan bahwa lewat tari Cakalele ini disampaikan nilai-nilai dari Pattimura Muda yang selalu optimis dalam membangun Maluku Tenggara Barat maupun Maluku. “lewat pertunjukan tari-tarian ini membangkitkan rasa persaudaraan dan optimisme masyarakat Maluku Tenggara Barat tanpa membedakan suku, ras dan agama untuk membangun Maluku dan kota Surabaya,”singkat Jimi.
(Pet)