Suasana peringatan hari Herdenking di Taman Kehormatan Belanda Surabaya pada tanggal 4/5/2017 lalu

Suasana peringatan hari Herdenking di Taman Kehormatan Belanda Surabaya pada tanggal 4/5/2017 lalu

Surabaya- Mengenang saudara dan sanak kerabat yang telah wafat dalam perang dunia ke 2 diadakan di Taman Kehormatan Belanda, Surabaya, Jawa Timur setiap tanggal 4 Mei. Peringatan itulah yang dinamakan Herdenking. Herdenking adalah hari yang diadakan untuk menghormati pahlwan Belanda dan mereka yang telah rela menyerahkan nyawanya pada perang dunia kedua.

Perasaan sedih dan kehilangan begitu tersirat dalam acara yang dilakukan oleh beberapa orang Belanda yang ada di Surabaya serta orang-orang Indo untuk menghargai para pahlawan pada hari Hardenking. Khususnya, bagi Max Watimena dan ditemani oleh Itje Papilaya, orang Indo Belanda yang punya segudang kenangan mendalam tentang hari penghargaan bagi Pahlawan.

”kita dari Belanda dan kita punya adik yang akan menulis sejarah orang tua yang pernah tinggal di asarama di masa lampau. lalu kita tergerak untuk melihat dan mengunjungi Indonesia. Mulai dari berkunjung di Taman Makam Menteng Pulo, Jakarta dan selanjutnya kita ke Semarang. Kami mendapatkan informasi bahawa Herdenking ada di Surabaya,”kata

“Kami berangkat dari Semarang dengan kereta Api untuk mengunjungi hari Pengenangan Pahlawan di Surabaya. Selanjutnya, kita akan mengunjungi beberapa asrama-asrama yang pernah dihuni oleh bapak kami di Surabaya. Lalu, saya tanya kesana dan kemari kami kehilangan jejak karena saya sudah pindah dua kali di Belanda. Kami sangat senang sekali melihat Surabaya” kata Max yang baru pertama kali datang di Surabaya

Max sangat mengapresiasi dengan adanya Taman Kehormatan Belanda yang ada di Surabaya. Pria berdarah Itawaka, Saparua tersebut berharap, agar ke depannya, Taman Kehormatan Belanda yang ada di Surabaya ini dapat membuka wawasan untuk semua anak bangsa baik itu bagi orang Belanda dan Indonesia supaya dapat berkerja sama dengan baik. “saya sangat berharap lewat hari ini kita dapat mengenang tentang semangat perjuangan mereka yang hilang dalam nyawa mereka dalam perang. Saya sebagai generasi pertama berpesan, agar apa yang sudah terjadi di masa lalu merupakan kebersamaan dan di masa yang akan datang kebersamaan itu harus dikembangkan dengan baik. Artinya, apa yang terjadi di masa lalu itu biarlah berlalu dan masa yang akan datang dapat memberikan semangat kebersamaan yang baru,”tandas Max kepada kabaremansipasi.com.

(pet)