Peringati Hari Raya Waisak, Vihara Dhammajaya Surabaya Ajak Umatnya Menghargai Perbedaan Dengan Cinta Kasih
Surabaya- Umat Buddha seluruh dunia memperingati hari raya Tri Suci Waisak pada tahun 2017. Di Indonesia, Hari Raya Tri Suci Waisak diadakan pada tanggal 11 Mei 2017. Salah satu perayaan Tri Suci Waisak diadakan oleh Vihara Dhammajaya Surabaya.
Ibadat diikuti oleh muda-mudi, orang tua dari kawasan Surabaya barat berkumpul bersama sekitar pukul 2.00 WIB. Tepat pada pukul 4.25 WIB, mereka semua melakukan prosesi Pradaksina yang merupakan prosesi berjalan dengan mengelilingi obyek puja Buddha yang dihormati sebanyak 3 kali sesuai dengan arah jarum jam dengan melafalkan Parita secara beulang-ulang. Obyek Puja Buddha adalah Candi, Stupa dan hal-hal yang lain berkaitan dengan agama Buddha.
Dalam prosesi Pradaksina, memiliki keunikan yang menarik dimana simbol-simbol agama Buddha tampil bersama dengan semangat Indonesia. Soenarto selaku pendeta dari Vihara Dhammajaya, mengatakan, bahwa prosesinya sangat sederhana dan nilai-nilai yang sangat cocok untuk menghormati sang Buddha. “Pertama-tama, Pradaksina adalah proses untuk mengelilingi obyek Puja Buddha sebanyak 3 kali sesuai dengan arah jarum jam dengan melafalkan Parita. Rombongan Pradaksina diikuti barisan depan muda-mudi memakai slempang warna bendera Buddha, para pandhita, romo yang membawa nio atau dupa, umat yang mambawa rangkaian buah, bunga, juga lilin 5 warna seperti bendera agama Buddha serta Bendera Merah Putih sebagai lambang negara kita pada posisi paling depan,”kata pendeta yang juga mengajar di sekolah Ciputra Surabaya itu pada hari Kamis(11/04/2017).
“Selanjutnya, warna-warna dalam agama Buddha memiliki arti. Biru mempunyai arti Bhakti atau rasa Hormat atau yang patut dihormati, Kuning artinya kebijaksanaan mengetahui mana yang baik atau buruk. Warna ketiga adalah merah berarti cinta kasih yang dapat diartikan mencintai kehidupan. Warna lainnya adalah putih berarti kesucian batin. Warna jingga adalah giat mencari kebenaran sejati. Dan campuran dari kelima warna itu memiliki aura Sang Buddha yang berarti keutuhan kebenaran sejati,”tambah Soenarto.
Romo Widyakusuma, pendiri Vihara Dhammajaya menjelaskan, acara malam itu adalah acara untuk menghormati kepada sang Buddha yang sudah memberikan ajarannya kepada umat. “acara pada kemarin malam memliki tiga hal atau peristiwa penting yakni kelahiran, pertapaan sang Buddha dan Meninggalnya Sang Buddha. Dengan mengingat 3 hal ini, kami ingin menghromati Umat Buddha dengan membawa buah, bunga yang sudah dipersiapkan dan akan diletakkan di altar Vihara nantinya,”kata Romo yang disapa akrab Romo Widya.
Romo Widya sangat berharap, dengan adanya peringatan Waisak 2561 BE /2017 yang bertemakan ‘Cinta Kasih Penjaga Kebhinekaan’ dapat meningkatkan keimanan agama Buddha dan menghargai perbedaan dalam semangat toleransi antar Umat beragama di Indonesia. “Dengan kegiatan Waisak saat ini diharapkan untuk meningkatkan semangat dan iman Umat Buddha dan ke depan, Umat dapat menghargai dan menghormati perbedaan antara sesama manusia yang memiliki perbedaan dalam latar belakang baik itu agama, suku, ras dan hal apa saja yang ada sehingga keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tetap terjaga”tandas Widya.
(pet)