Salah Satu Peserta Konser Musik Daerah menyanyikan lagu daerah dari daerah Sumatera di gereja Katolik Santo Polikarpus Jakarta pada Sabtu malam (26/8/2017)

Salah Satu Peserta Konser Musik Daerah menyanyikan lagu daerah dari daerah Sumatera di Gereja Katolik Santo Polikarpus, Grogol, Jakarta pada Sabtu malam (26/8/2017)

Jakarta – Kebudayaan Indonesia khususnya lagu – lagu daerah maupun baju adat perlu dilestarikan terus menerus oleh siapapun. Menumbuhkembangkan kebudayaan juga perlu dilakukan oleh orang muda. Begitulah pesan yang ingin disampaikan pada acara konser lagu daerah, hari Sabtu malam (26/8/2017) di Gereja Katolik Santo Polikarpus, Grogol, Jakarta.

Raphael Sugeng Pramono selaku conductor suatu grup paduan suara gereja Katolik sekaligus perancang busana adat yang dipakai oleh timnya saat menyanyi, mengapresiasi acara ini dengan sangat baik. “Acara ini dikonsep oleh saya bersama tim Vita Voxa Choir (grup paduan suara Katolik yang ada di Keuskupan Agung Jakarta). Awalnya, kita prihatin akan kebhinekaan yang saat ini terombang-ambing. Untuk mempertahankan sekaligus melestarikannya, kami ingin mengajak umat Katolik yang ada di gereja ini bernyanyi lagu- lagu daerah yang ada di Indonesia dengan mengenakan busana adat setempat” ujarnya ketika ditemui di sela – sela acara konser musik tersebut.

Salah Satu Peserta Konser Musik Daerah menyanyikan lagu daerah dari daerah Kalimantan di gereja Katolik Santo Polikarpus Jakarta pada Sabtu malam (26/8/2017)

Salah Satu Peserta Konser Musik Daerah menyanyikan lagu daerah dari daerah Kalimantan di Gereja Katolik Santo Polikarpus, Grogol, Jakarta pada Sabtu malam (26/8/2017)

Pengenalan dan mempelajari adat istiadat yang ada di Indonesia, menurut Raphael, bukan pada saat acara ini saja. Melainkan, hendaknya diperkenalkan terus – menerus oleh orang tua sejak kecil selain guru di sekolah. “Saya juga berharap, sekolah mempunyai kurikulum khusus tentang kebudayaan daerah untuk mengenalkan kepada anak – anak tentang budaya Indonesia mulai dari tarian, lagu daerah, maupun alat musik.” harapnya.

Sementara itu, sebagai orang muda, Conrad Ekaristo selaku conductor muda dari tim Paduan Suara Kelompok Karyawan Muda Katolik (KKMK) Gereja Katolik Santo Kristoforus, Jakarta, tetap konsisten dalam melestarikan kebudayaan Indonesia melalui bakatnya di bidang tarik suara yakni menyanyikan dan mengajari lagu – lagu daerah. “Memang tidak mudah mempelajari lagu – lagu daerah. Untuk waktu seberapa lama kita belajar tergantung dari kitanya, seberapa jauh minat kita akan lagu daerah tersebut. Semakin tinggi minat kita ingin tahu akan lagu daerah maka semakin cepat kita mempelajarinya” kata Conrad ketika diwawancarai seusai acara tersebut.

Raphael juga berkata bahwa orang tua menjadi salah satu faktor penting dalam melestarikan budaya setempat mulai dari bahasa, alat musik, lagu daerah, tata krama, maupun pakaiannya. “Kalau orang tua tidak peduli akan kebudayaan Indonesia, anaknya juga akan mencontohnya.” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Conrad Ekaristo. Pria yang berusia 25 tahun tersebut menyampaikan bahwa orang tua tentu berperan penting dalam pengenalan kebudayaan Indonesia kepada anaknya yang masih muda. Dengan begitu, anaknya akan semakin cinta akan kebudayaan dari daerahnya sendiri ketika beranjak dewasa.

Acara tersebut diikuti oleh 5 tim paduan suara. Mereka menyanyikan berbagai macam lagu daerah dari Nias Sumatera, Kalimantan Barat, Papua, Bali, Jawa Timur yang telah dimodifikasi nadanya oleh conductor masing – masing tim paduan suara. Ada beberapa tim paduan suara juga mengenakan busana adat yang sesuai dengan lagu daerah yang dinyanyikannya.

(ric)