Para pemain drama Janji Eng Thay dari sekolah Ciputra Surabaya

Para pemain drama Janji Eng Thay dari sekolah Ciputra Surabaya

Surabaya – Sekolah Ciputra Surabaya kembali menyajikan sebuah drama yang berjudul Janji Eng Tay yang diadakan pada hari Jumat – Sabtu (9/2/2018 – 10/2/2018) di Ciputra Hall Surabaya.

Agustina Ken, sutradara Drama Janji Eng Tay, menjelaskan, tema ini baru dan mempunyai latar belakang budaya Tionghoa. “kita belum pernah mempresentasikan drama  yang berlatar belakang dari negeri Tiongkok, dan ini merupakan baru bagi siswa dan siswi kami di sekolah Ciputra”katanya. Drama ini berkaitan moment tahun baru China

Agustina menambahkan, cerita yang berlatarbelakang Tionghoa ini memiliki perpaduan dengan budaya Indonesia. “Cerita Eng Tay ini sendiri menggambarkan lokasi Indonesia juga. Dan setting latar belakang daerahnya mengambil posisi di daerah Jawa sehingga kelihatan Indonesia,”tambahnya.

Drama dari China ini memiliki kisah yang hampir sama dengan Romeo dan Juliet. Alkisah Eng Thay sosok wanita yang tidak boleh bersekolah. Ia mengubah dirinya sebagai laki-laki dan bersekolah di sekolah laki-laki. Setahun kemudian, identitas Eng Thay terbongkar dan ia harus dikeluarkan dari sekolah pria itu. Lalu, ia dipulangkan ke desanya karena sudah dijodohkan oleh orang tuanya. Walhasil, Eng Thay tidak memperoleh kebahagiaan sejati. Hingga saatnya tiba Eng Thay sakit keras dan meninggal. Selanjutnya Sampek Menyusul Eng Thay dan mengejar dimana Eng Thay tinggal. Akan tetapi malang sekali nasib dari Sampek, Ia tidak melihat Eng Thay yang sudah wafat. Sehingga ia pun meninggal dan meratap atas kepergiaan Eng thay dan mereka mengubah dirinya menjadi kupu-kupu

Pesan Khusus yang ingin disampaikan kepada anak, kata Agustina, anak-anak dapat mengenal budaya –budaya yang terjadi dalam Budaya Tionghoa. “Dalam drama ini anak-anak dapat mempelajari budaya jaman dulu mulai dari masa kanak-kanak, bertumbuh, berkembang, dan merayakan hari raya bahkan hari kematian. Di sini anak-anak dapat mempelajari hal-hal yang baru dalam budaya sehingga mereka dapat mengenal budaya dan tradisi Tioghoa,”tandasnya.

(Pet)