Pastor Bernardus Bradja MSF: Meminimalisir Perceraian, Pasangan Suami Istri Harus Tahan Godaan dan Tetap Berdoa
Ambarawa, Jawa Tengah – Banyaknya kasus – kasus perceraian yang terjadi saat ini sungguh memprihatinkan tatkala kita melihat keputusan masing – masing orang yang pada awalnya setia dan komitmen terhadap janji pernikahan. Keputusan akan menikah merupakan menyangkut pribadi masing – masing. Pasangan yang dipilih tentu berdasarkan kriteria masing-masing dari latar belakang apapun dan tanpa ada paksaan apapun.
Dalam menikah pun diperlukan suatu persiapan baik jangka pendek, menengah maupun panjang berguna mengenal pasangannya guna meminimalkan kasus perceraian-perceraian. Demikian yang diungkapkan oleh rohaniawan Katolik Pastor Bernardus Bradja Hartono Saputro, MSF pada acara Jambore Nasional VII Komunitas Jomblo Katolik (KJK) di Ambarawa, Jawa Tengah hari Minggu (11/2/2018).
Sebelum menjalin hubungan ke jenjang pernikahan maka diperlukan proses pacaran. Pacaran dalam arti pacaran yang sehat. Pastor Jaja panggilan dari Pastor Bernardus Bradja Hartono Saputro, MSF, mengatakan bahwa sehat berarti mau membuka dirinya sendiri untuk dikenal orang lain, mengenal pacar saya untuk menemukan kecocokan – kecocokan. “Kalau sudah ada kecocokan hendaknya dipertahankan, jika tidak ada kecocokan coba untuk diantisipasi” tambahnya. Jadi, pacaran yang sehat berarti ada komunikasi dan keterbukaan antara kedua belah pihak.
Dalam berumah tangga, kata Pastor Jaja, perlu adanya iman yang baik antara kedua belah pihak guna meminimalisir kemungkinan – kemungkinan buruk. Selain itu, kenalilah pasanganmu dengan baik sebelum memutuskan hubungan lebih lanjut. “Apabila pernikahan hendak dilangsungkan, alangkah lebih baik diperlukan pemantapan – pemantapan diri pada masing – masing pasangannya. Jika baik, lanjutkan. Jika masih ragu, jangan terburu –buru menikah. Jika tidak mantap, hendaknya jangan dilangsungkan suatu pernikahan. Karena pernikahan sekali seumur hidup” jelas Pastor yang bertugas di Purwokerto Jawa Tengah itu.
Diharapkan, lanjutnya, para pasangan suami istri tetap setia pada janji pernikahan yang sudah dipilihnya. “Bila ada suara – suara dari pihak lain entah dari keluarga besar, teman yang mencoba mengganggu keutuhan pernikahan hendaknya mereka harus tetap menjaga komitmen ikatan pernikahannya”. Ungkapnya.
Mengenali pasangannya satu sama lain baik itu kelemahan dan kelebihan perlu dilakukan agar mereka dapat menjaga keutuhan rumah tangganya. Selain itu, tetaplah berdoa jika mengalami godaan – godaan dari luar yang mengganggu keutuhan rumah tangga.
(ric)