AKP B. Beny Matuan yang saat ini bertugas sebagai Wakil Kepolisian Sektor Gubeng, Surabaya

AKP B. Beny Matuan yang saat ini bertugas sebagai Wakil Kepolisian Sektor Gubeng, Surabaya

Surabaya – Keamanan menjadi salah satu prioritas utama bagi polisi. Itulah yang dijunjung tinggi oleh sosok Ajun Komisaris Polisi (AKP) B. Beny Matuan. Ditemui oleh kabaremansipasi.com pada hari Jumat (16/3/2018), AKP B. Beny Matuan sangat antusias menjelaskan perjalanan dinasnya di kepolisian dengan sikap sederhana.

Perwira kepolisian yang saat ini bertugas sebagai Wakil Kepala Kepolisian Sektor Gubeng Surabaya itu, menyatakan, masuk menjadi polisi karena menjawab kerinduannya semasa SMA untuk berbakti bagi nusa dan bangsa. “Dan itu didorong oleh rasa dalam diri saya menjadi pengabdi masyarakat dalam menjaga ketertiban dan keamanan bagi  negara Indonesia,”kata Benny

Benny menceritakan bahwa penugasan yang ia lakukan di berbagai tempat dilaksanakan dengan penuh sukacita dan tanggung jawab dalam mengayomi masyarakat. “Namun, ada rasa suka dan duka dalam dinas. Kalau rasa dukanya saya harus meninggalkan isteri dan anak saat bertugas pada hari libur dan hari besar. Tetapi sukanya adalah karena ini adalah amanah maka saya harus dapat bertanggung jawab dalam melaksanakannya sesuai dengan instruksi atasan dalam keadaan apapun. Dan itu saya harus lakukan dengan sukacita,”tandas beliau.

Selama penugasan, Benny mendapatkan berbagai macam penghargaan dari negara seperti; Satya Lencana Kesetiaan 8 tahun, Satya Lencana Jasa Nalaria untuk masa tugas 16 tahun dan 24 tahun.

Untuk wilayah Kecamatan Gubeng Surabaya, Benny berpesan, warga Gubeng tetap menjaga keamanan barang-barang pribadinya masing – masing dan sebagai abdi negara, kami ingin adanya jalinan kerjasama yang erat dengan masyarakat dan kepolisian agar Gubeng menjadi lebih baik. “Salah satu bentuk menjaga keamanan barang pribadinya masing-masing diantaranya mengunci sepeda motor dengan kunci ganda, serta memarkir kendaraan bermotor ditempat yang baik dan dalam pantauan,”kata benny

“Selanjutnya, saya mengajak masyarakat dapat menjalin kerjasama dengan aparat kepolisian dengan menciptakan keguyuban dan kerukunan di wilayah Gubeng dan kota Surabaya secara umum khususnya dalam Pemilihan Umum kepala Daerah 2018 dan Pemilihan Umum Presiden dan Pemilihan Umum Legislatif 2019”terangnya.

Mengenai masa-masa kedinasan, beliau menguraikan, masuk di sekolah Kepolisian Bintara Militer Sukarela di Sekolah Polisi Negara Papua pada tahun 1982 – 1983. Selanjutnya, ditugaskan pertama kalinya sebagai bintara di Kepolisian Daerah (Polda) Papua. Lanjut, pindah ke Kepolisian Resor (Polres) Jayapura tahun 1984 dan pada tahun 1986 dipindah ke Polsek Perbatasan di Waris (antara Papua New Guinea dengan Papua Indonesia) selama 3 tahun sebagai Pejabat sementara Kepala Polisi Sektor berpangkat Sersan Satu.

Lalu, dimutasi sebagai pejabat sementara Kapolsek Lere Polres Jayapura pada tahun 1990. Pada tahun 1990-1991, beliau ditarik kembali ke Polres Jayapura. Tahun 1995, kembali mengikuti pendidikan bintara diklat Polda Papua. Tidak hanya ikut pendidikan itu, tahun 1996 Benny mempunyai tekad kuat untuk meningkatkan kapasitasnya mengikuti tes sekolah Sekolah Calon Perwira (Secapa) di Jayapura. Akhirnya, beliau lulus tes Secapa lalu dikirim ke Sekolah Calon Perwira di Sukabumi.

Setelah selesai Sekolah Calon Perwira, beliau ditempatkan di Polda Jawa Timur tahun 1997. Lalu dipindahkan sementara sebagai Pamapta Polres Magetan tahun 1997. Setahun kemudia, beliau ditarik ke Polrestabes Surabaya sebagai Kepala Sub Unit Reserse Kriminal. (Kasubnit Reskrim). Pada tahun 2009, beliau menjabat sebagai Wakapolsek Karangpilang. Tahun 2010 sampai 2014 menjadi Wakapolsek Wonokromo.

Pada tahun 2015, beliau menjadi Kepala Unit (Kanit) Dalmas di Polrestabes Surabaya. Tahun 2016 bertugas di Polsek Simokerto Surabaya. Selanjutnya, pada tahun yang sama menjadi Wakapolsek Wiyung. Tahun 2017 selama 2 bulan menjadi Wakapolsek Jambangan. Di tahun 2017 juga, Beny bertugas menjadi Wakapolsek Gubeng Surabaya.

Ia pernah juga ditugaskan di Timor-Timur sebagai penyelidik (team pengamanan pembunuhan anggota UNHCR) di Atambua tahun 2000 di bawah pimpinan Jendral Ogroseno dan Jendral Gorries Mere

(Pet)