Wisatawan Memadati Gerbang Masuk Kampung Coklat, Blitar, Jawa Timur

Wisatawan Memadati Gerbang Masuk Kampung Coklat, Blitar, Jawa Timur

Blitar, Jawa Timur – Menyusuri kota Blitar yang terkenal dengan wisata makam mantan Presiden Republik Indonesia ke 1 Soekarno, ternyata menyimpan keunikan tersendiri yakni tempat wisata edukasi coklat. Tempat wisata yang dimaksud adalah Kampung Coklat. Destinasi wisata yang terletak di jalan Benteng Blorok nomor 18, Desa Plosorejo, Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur tersebut menawarkan edukasi tanaman coklat, pengolahan coklat dan kuliner produksi kakao.

Libur lebaran pada hari Minggu (17/6/2018) menjadi momen menarik bagi keluarga untuk berwisata ke kampung coklat. Wisatawan memadati lokasi tersebut dari jam buka pukul 09.00 WIB hingga sore pukul 17.00 WIB. Para wisatawan melihat tanaman coklat, membeli oleh-oleh coklat berupa kripik coklat, coklat batangan kecil maupun besar, coklat bubuk, roti coklat, es krim coklat, serta menyaksikan proses produksi coklat. Wisatawan cukup membayar Rp 5000,- untuk masuk ke lokasi wisata ini.

Melli, wisatawan asal Surabaya yang datang ke kampung coklat yang ditemui di lokasi wisata kampung coklat pada hari Minggu (17/6/2018) mengatakan bahwa produksi aneka coklat di sini rasanya enak.

Akses menuju kampung coklat ini bisa dari terminal Blitar yang berjarak 6,8 km sekitar 15menit waktu perjalanannya. Dari terminal Blitar, dapat mengaksesnya menggunakan transportasi online. Sedangkan dari Stasiun Blitar, hanya berjarak 9,3 km sekitar 20 menit menuju Kampung Coklat.

Produk – produk coklat dihasilkan ini merupakan hasil olahan dari tanaman kakao yang ada di kampung coklat. Ummi Kalsum yang bertugas di bagian kebersihan bibit kakao kampung coklat mengucapkan, butuh waktu sekitar 2,5 tahun untuk menghasilkan biji kakao dari tanaman kakao. “Setelah panen, biji kakao perlu dipilih – pilih lagi mana biji kakao yang bagus dan jelek. Biji kakao yang jelek, warna lebih kehitaman” kata wanita paruh baya tersebut yang ditemui oleh kabaremansipasi.com pada hari Minggu (17/6/2018).

Perkebunan Kakao di Kampung Coklat, Blitar, Jawa Timur

Perkebunan Kakao di Kampung Coklat, Blitar, Jawa Timur

Lanjut Ummi, “setelah dipilih biji kakao yang baik, saya dan teman-teman bagian kebersihan lainnya membersihkan biji kakao tersebut sebelum diserahkan ke bagian produksi coklat” ujarnya. Tanaman coklat yang ditanam di kampung coklat ini dilakukan perorangan

Suasana Lokasi Wisata Kampung Coklat bagian dalam

Suasana Lokasi Wisata Kampung Coklat bagian dalam

Di balik kesuksesan kampung coklat, ternyata pendirinya adalah Kholid Mustofa pada tahun 2004. Sebelum menekuni menanam kakao, Kholid Mustofa merupakan peternak telur ayam tetapi gagal karena adanya virus flu burung. Kholid Mustofa mulai menekuni budidaya tanaman kakao di kebun keluarga sejak tahun 2000 setelah belajar budidaya kakao di Puslit Kakao Jember.

Pada tahun 2007, program gerakan Kakao semakin berkembang dalam bidang budidaya kakao dari petani dan bidang perdagangan biji kakao. Berkembang dan meningkatnya program gerakan Kakao tersebut tidak luput dari pengetahuan dan wawasan Kholid Mustofa yang juga didapatkan dari beberapa referensi dalam bidang perkakaoan di Perpustakaan Proklamator Bung Karno Blitar (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia). Kepercayaan untuk memasok biji Kakao ke pabrik Cokelat kian berkembang.

Pada tahun 2014, berdirilah kampung coklat untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Hingga saat ini tidak kurang dari 15 ton/hari biji Kakao kering dikirim dari tempat ini ke dalam maupun luar negeri.

(ric)