Sikap Integritas dan Cinta Tanah Air Harus Tetap Dilestarikan
Jakarta – Pembukaan peringatan satu abad Pergerakan Masyarakat Katolik Indonesia yang dilangsungkan di Katedral Jakarta pada hari Sabtu (26/1/2019) menekankan untuk memupuk persaudaraan sejati dalam merawat bumi Pancasila. Sikap cerdas, bersih, bermoral, tidak ada kompromi, dan membela kebenaran menjadi sikap yang harus diteladani oleh rakyat Indonesia dalam kecintaan terhadap negara Indonesia.
Melalui misa pembukaan peringatan satu abad Pergerakan Masyarakat Katolik Indonesia pada pukul 18.00 WIB, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr Ignatius Suharyo mengatakan bahwa sikap-sikap itulah yang dimiliki oleh pahlawan-pahlawan nasional seperti Ignatius Joseph Kasimo, Mgr Soegijapranata. “Sikap-sikap inilah yang terus diajarkan oleh yayasan IJ Kasimo kepada kita semua dalam memupuk persaudaraan sejati dan rasa cinta tanah air” ungkap Uskup Agung Jakarta itu.
Sikap lainnya adalah integritas kepada negara seperti yang diungkapkan oleh Yohanes Temaluru selaku ketua panitia pembukaan peringatan satu abad Pergerakan Masyarakat Katolik Indonesia. “IJ Kasimo punya integritas luar biasa. Inilah yang terus saya ajarkan kepada mahasiswa saya di Universitas Atmajaya Jakarta. Sepintar apapun kita,kalau tidak punya integritas percuma saja” tambahnya.
Ketua Yayasan IJ Kasimo Yoseph dalam kesempatan itu berkata bahwa sikap – sikap IJ Kasimo sungguh luar biasa dalam mencintai tanah air berupa totalitasnya dan rindu kepada negara Indonesia. Oleh karena itu, lanjutnya, semangat – semangat inilah yang terus dibawa oleh yayasan ini dengan menyesuaikan zaman saat ini.
Yayasan IJ Kasimo selaku penyelenggara dari kegiatan ini terus melestarikan sikap ini khususnya kepada kaum muda. Harry Tjan Silalahi selaku pendiri Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang ditemui oleh Kabaremansipasi.com pada acara tersebut menginginkan sikap inilah yang harus ditanamkan oleh siapapun khususnya yayasan IJ Kasimo kepada anak muda. “Konsepnya berupa diskusi dan seminar kepada anak muda” ujar pengamat politik yang berusia 84 tahun itu.
(ric/red)