Febria Natasya (duduk di kanan) bersama kepala sekolah SMA Dapena 1 Surabaya Jacqueline Pattiselanno

Febria Natasya (duduk di kanan) bersama kepala sekolah SMA Dapena 1 Surabaya Jacqueline Pattiselanno

Surabaya – Kata demi kata dirangkai untuk menggambarkan kepribadian seseorang menjadi puisi. Itulah yang dilakukan oleh Febria Natasya, sastrawan muda asal Surabaya, Jawa Timur.

Tasya, panggilan dari Febria Natasya, mulai menyukai puisi sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) saat membaca dan membuat puisi. Dari situlah, perempuan yang pernah menjadi juara harapan tiga lomba puisi di Universitas Wijaya Kusuma tersebut terus membuat karya puisinya menjadi menarik.

“Inspirasi saya untuk tetap berkarya dalam penulisan puisi berasal dari sastrawan – sastrawan. Saya menulis puisi berdasarkan pengalaman hidup saya dan orang-orang sekitar saya.” ujar perempuan yang lahir tanggal 27 Februari 2002 itu ketika ditemui oleh kabaremansipasi news pada hari Sabtu (8/5/2021).

Lanjutnya, ketika membuat dan membaca puisi, kita dapat mengenal pribadi orang lain dengan baik adanya tanpa menerka – nerka. Hal itu dikarenakan dalam pembuatan puisi diperlukan fokus yang mendalam dan menyatu dengan jiwa kita.

Perempuan keturunan Banjar-Surabaya itu menghimbau bagi generasi muda tetap fokus dalam pembuatan karya apapun dan tetap semangat dalam menggapai cita-cita dalam semua situasi dan kondisi. “Jangan terhalang oleh situasi karena kehidupan yang berliku-liku tapi senantiasa tetap berjuang ” kata alumnus SMA Dapena 1 Surabaya itu.

(pet)