Sejumlah Pimpinan Organisasi Kristen dan Katolik Surabaya Usai Koordinasi Persiapan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 di XO Palace pada hari Sabtu (4/12/2021)

Surabaya – Menjelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, sejumlah pimpinan organisasi Kristen dan Katolik Surabaya menggelar pertemuan di XO Palace, Jalan Raya Kupang Indah no.15, Kecamatan Dukuh Pakis, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Pertemuan tersebut diikuti oleh Persatuan Gereja-Gereja Indonesia Setempat (PGIS) Surabaya, Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) Jawa Timur, Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Surabaya, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Surabaya, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Jawa Timur, Perhimpunan Pustaka Lewi, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Surabaya dan beberapa organisasi Kristen lainnya. Beberapa pimpinan dari organisasi-organisasi tersebut yang hadir pada pertemuan itu yaitu Pendeta Helbert Ondja (PGIS), Ir. Atmaja Bakti Pandia (Majelis Umat Kristen Indonesia Jawa Timur), Ir. Rien Budi Susilo (MUKI Jatim), Pendeta Rudolf Polimpong (PGPI Pembaharuan Jatim), Pendeta Ricardo Nainggolan (PGPI Surabaya), Romo Timotheus Siga (Gereja Katolik), Arnold Panjaitan (GAMKI Jawa Timur), Santo Vormen (Perhimpunan Pustaka Lewi), Budi Waluyo (Perhimpunan Pustaka Lewi), Aldo (Pengurus Pusat PMKRI), Yosta (Dewan Pengurus Cabang PMKRI Surabaya), Pendeta Ignatius Ngatiyo (PGIS Surabaya), dan beberapa anggota dari masing-masing organisasi.

Diskusi ini digelar guna berkoordinasi pelaksanaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 yang taat prokes dan kewaspadaan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Hal itu disampaikan oleh Pendeta Helbert Onja M.Pdk, Ketua I Persatuan Gereja-gereja Indonesia Setempat (PGIS) Surabaya, sekaligus yang mengkordinatori pertemuan itu, dalam siaran persnya terhadap wartawan.

Pendeta Helbert Onja berharap, pertemuan ini dapat dilakukan rutin sekali dalam satu bulan, guna membangun konsolidasi dan saling sharing informasi yang terjadi di lingkungan masing-masing serta melahirkan tindakan-tindakan yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

“Dalam situasi yang kontekstual saat ini, dimana Negara kita sedang dimunculkan lagi isu-isu SARA, kita berharap pasca ini dapat melakukan kunjungan kasih dan silahturahmi ke lembaga-lembaga lain seperti NU, Muhammadiyah, MUI dan lain-lain, untuk menepis polarisasi konflik yang sedang dibangun sekelompok orang tidak bertanggung jawab melalui media sosial”ujar Pendeta Helbert kepada kabaremansipasi.com pada hari Sabtu (4/12/2021).

Selain itu, dalam pelaksanaan natal nanti disepakati bersama untuk melaksanakan himbauan pemerintah mengenai tata protokol kesehatan PPKM Level 3 saat kebaktian dan misa Natal dan Tahun Baru. Pada aturan PPKM Level 3, penyelenggaran misa dan kebaktian Natal dan Tahun Baru di gereja hanya boleh dihadiri 50% jemaat dan penerapan 5M serta menggunakan aplikasi peduli lindungi. Hal tersebut dilakukan agar pelaksanaan natal tidak menjadi kluster baru di berbagai gereja di Surabaya.

Suasana diskusi persiapan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 yang dilakukan oleh Pimpinan Organisasi Kristen dan Katolik pada hari Sabtu 4 Desember 2021

“Masyarakat yang belum vaksin agar mengikuti ibadat di rumah dan gereja memberi syarat kepada jemaat minimal sudah satu kali di vaksin, khusus ibadah Natal desember 2021 ini saja” tutur Helbert.

Sementara itu terkait masalah perayaan natal yang aman dari gangguan, pada bulan November 2021 yang lalu Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Akhmad Yusep Gunawan telah mengundang para pendeta, pastor dan beberapa ormas Kristen, Katolik untuk melakukan koordinasi, Pada momen itu, Kombespol Akhmad Yusep Gunawan mengatakan, terkait kewaspadaan ancaman gangguan keamanan Natal. “masalah kemananan natal kami serahkan kepada pihak kepolisian, dan kami berharap Kepolisian dapat bertugas dengan baik, dan jika perlu kordinasi beberapa hal terkait, kami siap membantu” pungkasnya

(pet)