Chef Faisal Rahmat selaku Executive Chef Hotel Mercure Jakarta Cikini sedang memperagakan pembuatan lamian

Jakarta – Sajian mie menjadi makanan favorit warga Indonesia. Aneka mie ada di Indonesia mulai dari mie bangka, lamian, mie aceh, mie kocok bandung, bakmi jawa, dan mie lainnya. Grand Mercure Jakarta Cikini menghadirkan menu baru mie yakni lamian bulan Maret 2022 lalu.

Ada 7 aneka lamian yang bisa disantap oleh tamu hotel bintang empat ini di De’Kafe Resto. Tujuh aneka menu lamian ini terdiri dari lamian kuah ayam, lamian wonton ayam, lamian chahciang ayam, lamian kuah sapi, lamian udang, lamian seafood, dan lamian daging goreng. Ketujuh mie lamian dapat dibeli dengan harga mulai dari Rp 60.000 – Rp 95.000 per porsi.

Lamian Goreng Sapi ala Grand Mercure Jakarta Cikini

Lamian atau la mien merupakan mie tarik khas Tiongkok yang terbuat dari tepung terigu, air, dan telur sebagai bahan utama. Pembuatan lamian terbilang unik bak atraksi akrobat, hal ini karena Lamian dibuat dengan cara dipelintir, dibentangkan, dilipat, dan ditarik hingga menjadi mie yang panjang. Maka tak heran menjadi daya tarik sendiri bagi konsumen. Dalam budaya Cina, lamian mempunyai arti panjang umur dan sejahtera.

“Lamian punya filosofi tersendiri bagi warga Tiongkok. Semakin mie ditarik panjang maka panjang umur dan sejahtera. Hal ini membutuhkan teknik yang baik supaya tidak putus dan lamian semakin panjang. Jadi orang yang hendak menikmati menu makanan ini dapat melihat secara langsung pembuatannya” ujar Executive Chef Hotel Mercure Jakarta Cikini, M Faisal Rahmat ketika ditemui oleh Kabaremansipasi News pada 10 Maret 2022 lalu.

Lamian Ayam Jamur ala Grand Mercure Jakarta Cikini

Chef Faisal menambahkan, adonan Lamian dibuat dengan racikan bahan baku berupa lamici yang bisa mengkaret bentuk mienya begitu ditarik atau bahan dasar pembuatan mie, dan juga tepung terigu serta campuran air es. “kuahnya kami buat otentik dari tulang daging ayam. Yang unik, kuahnya ada yang kami buat dari susu evaporated. Sedangkan seafood, dibuat dari olahan kulit udang dan kepala ikan bukan dari instant powder. Semuanya kami olah dengan bahan dasar bawang putih, jahe, kacang untuk menjadi makanan halal” terangnya.

Chef Faisal menjelaskan, “Setelah lamici ditarik, didiamkan beberapa saat,diresting dulu. Lalu kita gulung dan dipipihkan dengan tangan kemudian ditarik, dipelintir, dan dibentangkan lagi menjadi besar ataupun kecil. Di situlah seni lamian maker, apakah sudah atau belum untuk diolah lagi.”

Riset pembuatan lamian ini, kata Chef yang bergabung pada Oktober 2021 lalu ke Grand Mercure Jakarta Cikini ini, membutuhkan waktu 6 minggu tapi karena PPKM ini jadi bisa membutuhkan 2 bulan.

Ke depannya, Chef Faisal melakukan riset pembuatan kuah lamian untuk vegetarian bukan untuk yang Indian tapi buddhism. “Kuahnya dari jamur dan topping dari bahan vegetarian” harapnya.

(ric/red)